Karya sastra merupakan simbol
pendapat atau kritik penulis terhadap suatu peristiwa. Beberapa penulis juga
menghasilkan sebuah karya dengan tujuan menyuarakan pendapat pada tokoh
tertentu. Belakangan ini, banyak sekali isu-isu yang diangkat dalam berita
mengenai kinerja Pemerintah. Beberapa platform yang digunakan untuk
menyampaikan pendapat tersebut merupakan media sosial seperti instagram dan
twitter. Hal itu merupakan cara baru masyarakat saat ini untuk bersuara
menyampaikan pendapatnya dengan mudah.
Kali ini kita akan mengulas beberapa
karya dari M. Shoim Anwar. Terdapat lima cerpen yang akan kita ulas yakni,
Sorot Mata Syaila, Tahi Lalat, Sepatu Jinjit Arianti, Bambi dan Perempuan
Berselendang Baby Blue, dan Jangan ke Istana, anakku. Dalam kelima cerpen
tersebut jika diurai satu-persatu memiliki rohnya sendiri. Masing-masing judul
cerpen tersebut memiliki alur yang yang berbeda-beda. Namun kelima cerpen itu
memiliki kesinambungan satu sama lain jika dirangkai menjadi sebuah fenomena.
Cerpen pertama yakni “Sorot Mata
Syaila”, cerpen tersebut berkisahkan pertemuan antara tokoh utama “aku” yang
bernama Matalir dan seorang perempuan bernama “Syaila”. Ketika Matalir berada
di bandara Abu Dhabi untuk melanjutkan perjalanannya ke Dubai, saat itulah ia
bertemu dengan seorang perempuan yang anggun bernama Syaila. Matalir selalu
memikirkan kecantiakan paras dari Syaila. Pakaian yang dikenakan Syaila memang
sedikit terbuka, namun masih dalam batas sopan. Matalir sendiri sedang
melakukan perjalan ke Dubai untuk menghindar dari penyidikan yang ada di
negaranya.
“Dan benar, Ketika berita ramai
tersiar bahwa aku dicekal, posisiku sudah di luar negeri. Inilah enaknya punya
jaringan khusus di lembaga peradilan. Aku merasa sedikit betuntung kasusku
ditangani mereka. Andani yang menangani KPK, mungkin aku sudah meringkuk di
sel.”
Skandal
yang dilakukan Matalir adalah tindak pencucian uang, sehingga keluarganya juga
kena imbas. Ia pergi dengan alas an berpura-pura melaksanakan ibadah haji.
Hingga pada suatu malam, Matalir mengejar dan memanggil nama Syaila yang akan
pergi. Kemudian Syaila menoleh dengan melambaikan tangan pada Matalir, hingga
jarak keduanya cukup dekat namun tiba-tiba Syaila menghilang dalam kegelapan.
Detik itu ada juga yang memanggil nama Matalir. Lantai yang ia lalui dalam
keadaan basah, kemudian mata Matalir tertuju melihat ke atas. Ternyata kedua
istri dan anak-anak Matalir telah lemas tergantung. Matalir tak percaya pada
kenyataan bahwa keluarganya tewas mengenaskan
Makna cerpen Sorot Mata Syaila adalah
sesungguhnya Matalir ini merupakan simbol dari orang penting di negeri ini yang
terjerat skandal korupsi sehingga mengharuskannya kabur ke luar negeri untuk
menyelamatkan diri. Istri dan
anak-anaknya disebut tewas mengenaskan karena kasus ini juga membuat keluarga
terkena imbas. Menanggung penderitaan yang dilakukan sang koruptor tersebut.
Cerpen ‘Tahi Lalat’ oleh M. Shoim
Anwar merupakan salah satu karya satra dengan latar belakang kehidupan
bermasyarakat. Pada cerita pendek tersebut Shoim Anwar menonjolkan
gambaran masyarakat di sebuah lingkungan pedesaan. Seorang tokoh "Aku"
menceritakan istri Lurah yang menginginkan kekuasaan. Warga desa mengatakan
bahwa istri Pak Lurah memiliki tahi lalat di dadanya. Hal itu menyebabkan warga
desa khususnya para laki-laki penasaran dengan kebenaran isu yang
beredar. Selain isu tahi lalat di salah satu bagian tubuhnya, istri pak lurah
juga dianggap sebagai perempuan yang kurang baik karena bos proyek dari
pembangaunan jalan di desa sering mendatangi istri Lurah ketika Pak Lurah tidak
berada di rumahnya.
Saat ini
masyarakat selalu memandang orang lain sebelah mata saja. Mereka tidak
mengetahui kebenaran yang terjadi, dan menganggap apa yang mereka lihat selalu
benar. Isu bos proyek dan istri lurah menjadi ramai karena bu lurah sendiri
merupakan istri kedua dari pak lurah. Pada akhir cerita ketika pulang tokoh
"Aku" yang saat itu berada di rumah ditunjukkan lukisan yang
menggambarkan seorang perempuan dengan kulit sawo matang dengan rahi lalat di
dada oleh anaknya. Sontak saja tokoh "Aku" terkejut ternyata
perempuan dalam lukisan tersebut adalah istri lurah. Karena parahnya isu yang
beredar menyebabkan anak kecil sampai mengetahui tentang tahi lalat yang berada
di dada istri lurah.
Pada cerpen
tersebut, tokoh istri lurah lebih banyak diperbincangkan karena isu tentang
dirinya. Namun sebenarnya tokoh lurah di sini perlu juga disoroti terkait
kinerjanya sebagai seorang pemimpin desa yang sering ingkar janji dan
menyalahgunakan kekuasaan.
“Jujur kukatakan, Pak Lurah juga sering
menggunakan cara-cara kotor. Selama menjabat, tidak sedikit warga yang
kehilangan sawah ladang dan berganti dengan perumahan mewah. Warga yang tinggal
di tempat strategis, melalui perangkat desa Pak Bayan, dirayu untuk menjual
tanahnya dengan harga yang lumayan mahal. Begitu tanah-tanah yang strategi situ
terlepas dari pemiliknya, Pak Lurah semakin gencar membujuk yang lain dengan
cara memanggilnya ke kantor kelurahan.”
Menurut saya
sebagai pembaca, sebenarnya banyak kejanggalan yang ditutupi dengan kasus yang
lain. Kasus pak lurah ingkar janji yang tidak dipedulikan warga, tetapi malah
membicarakan istri pak lurah yang diduga memiliki tahi lalat di dada dan
berhubungan khusus dengan bos proyek pembangunan desa tersebut. Hal itu dapat
diartikan bahwa sekecil apapun rahasia yang disembunyikan, suatu saat akan
terbongkar.
Cerpen ketiga berjudul “Sepatu Jinjit Ariyanti” berisi tentang seseorang yang disandera atau disembunyikan karena mengetahui suatu pembunuhan berencana. Meskipun tak ingin melakukan rencana tersebut, dia (Ariyanti) tetap harus menanggung risiko yang telah dilakukan. Semua yang terjadi tidak dapat ditolak, karena hal itu merupakan perintah untuk bawahan dari atasannya. Ariyanti sebagai saksi harus disembunyikan untuk menutupi tragedi pembunuhan yang menyeret namanya agar tidak ditemukan para pemburu berita. Selama persembunyian, Ariyanti mulai nyaman bersama dengan pria yang menjaganya. Dari cerita tersebut dapat dipahami bahwa sebagai bawahan, seseorang tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri karena harus menaati perintah dari atasannya yang tidak dapat ditolak. Apabila perintah tersebut berupaa kejahatan, harus siap mengambil risisko dan dampak yang akan terjadi kedepannya.
“Tapi aku dalam posisi tak berdaya karena perintah atasan yang tak boleh ditolak”
Dari
cerpen tersebut kita dapat mengetahui bahwa Pejabat akan menghalalkan segala
cara demi keinginannya tercapai. Entah dengan cara baik ataupun buruk, mereka
tak akan memedulikan hal itu. Terlebih lagi jika kedudukannya terancam, mereka
akan bertindak tanpa pandang bulu. Meski melakukan pembunuhan sekalipun,
terhadap seseorang yang dirasa mengganggu kehidupannya.
menceritaka
seorang perempuan yang menagih janji seorang hakim pria bernama Bambi. Cerpen
berjudul Bambi dan perempuan Berselendang Baby Blue menggunakan tokoh utama
seorang perempuan bernama Anik. Konflik terjadi Ketika tokoh utama “Anik”
menemui dan menahan “Bambi” di depan toilet pria. Tokoh Anik bermaksud untuk
menagih janji Bambi sewaktu dipersidangan ia dimenangkan. Namun Bambi selaku
hakim tunggal dipanggadilan justru berkhianat. Anik mamasuki problematika hukum
karena adanya iming-iming menang oleh Bambi.
Cerpen keempat berjudul “Bambi dan Perempuan
Berselendang Baby Blue” ini sendiri
bercerita tentang seorang perempuan yang bernama Anik. Ia sedang berada
disebuah tempat dansa untuk menagih janji seorang hakim pria yang bernama
Bambi. Pada pesta dansa tersebut Ia akhirnya bertemu dengan Bambi. Namun saat
itu Bambi sedang bersama dengan seorang perempuan cantik dan muda. Lalu Anik
dan perempuan tersebut berkenalan, Miske namanya. Melihat situasi dan kondisi
yang sedang sepi, Bambi bergegas menuju ke kamar mandi, tak lama kemudian Anik
juga mengikutinya. Sembari berjalan menuju kamar mandi, mereka membicarakan
kasus Anik yang telah disiapkan oleh Bambi untuk memperoleh kemenangan.
“Aku ingin bicara,” kata saya di
mulut toilet.
“Bicara apa?” Bambi mengarahkan
pandangan ke muka saya.
“Putusanmu. Mengapa aku kau
kalahkan?”
“Aku sudah mengusahakan agar kau
yang menang di pengadilan, tapi tak ada dissenting opinion.”
“Bagaimana ada, wong hakim tunggal,
cuma kamu saja!”
“Sudah saya mintakan pendapat di
luar sidang.”
“Yang mimpin sidang kan kamu.
Dengan hakim tunggal mestinya kau bisa putuskan sesuai janjimu!”
Bambi tampak sangat tidak nyaman.
Wajahnya memerah, dia lihat ke segala arah. Sengaja saya menghadang langkahnya
agar tidak menghindar. Saya pun sengaja mengeraskan suara agar didengar banyak
orang.
“Pengacara tergugat pintar. Dia
bisa menggugurkan tuntutan jaksa.”
“Tapi mengapa dulu kamu
mendorong-dorong aku agar menggugat perkara itu. Kamu panas-panasi aku. kamu
menjanjikan akan memenangkan aku. Terus untuk apa kamu minta uang segitu banyak
yang katany auntuk minta tolong pada anggota majelis lainnya? Kau bagikan pada
siapa saja uang itu? Atau kau nikmati sendiri?”
“Jangan bicara seperti itu. Kamu
bisa dikenakan pasa perbuatan tidak menyenangkan dan mencemarkan nama baik.”
“Aku tidak bodoh. Saat penyerahan
uang itu di rumah, aku sudah pasang CCTV agar bisa merekam semuanya. Sudah
telanjur basah.”
Bambi sontak terperangan lagi,
wajahnya warna bunga waribang. Dia berusaha lepas dari blockade. Saya
menghalanginya dengan merentangkan tangan.
“Kamu bisa banding kalau tidak
puas,” katanya kemudian.
“Itu rusan nanti!”
“Masih ada waktu tiga hari,” Bambi
mengacungkan jarinya.
“Di pengadilan tinggi yang ngurusi
sudah beda. Omongnya saja bisa memenangkan kasus. Mana buktinya? Gombal!
Hingga pada akhirnya Anik mengetahui
bahwa selama ini yang diucapkan Bambi hanya sebuah omong kosong dan janji manis
saja. Hal tersebut membuat Anik murka terhadap Bambi karena telah menipu
dirinya. Tak disangka, ternyata Miske adalah Kirana. Lawan Anik di pengadilan
yang saat itu sedang menyamar.
Makna dari cerpen tersebut menggambarkan ruang lingkup pejabat pemerintahan
yang masih sering terjadi suap menyuap. Pemilik jabatan rela melakukan hal
tersebut untuk menginginkan tujuan tertentu. Sebagai contohnya suap menyuap
untuk membeli jabatan yang pernah ramai diberitakan. Dari kejadian tersebut
sudah menunjukkan bahwa nilai pejabat pemerintahan Indonesia sudah dikena buruk
karena banyaknya korusi yang dilakukan.
Cerpen terakhir berjudul “Jangan Ke
Istana, Anakku” berisi tentang sindirian keras yang ditujukan kepada penguasa istana.
Para pejabat yang berkuasa dengan sewenang-sewenang di istana. Mereka selalu
mencari gadis dengan paras cantik untuk dijadikan tumbal Nyi Blorong saat malam
Rabu Kliwon tiba.
Makna cerpen tersebut menunjukkan
bahwa yang berkuasa akan meminta segalanya yang diinginkan. Tanpa mempedulikan
risiko yang akan dialami orang lain. Perumpamaan penguasa istana dapat kita
lihat dengan nyata pada pemerintahan Negara kita saat ini. Kebijakan dan
keputusan yang mereka ambil selalu memiliki dampak buruk bagi masyarakat. Sering
terjadi adalah kenaikan harga BBM dan juga pajak yang dirasa sangat memberatkan
masyarakat. Namun, pemerintah tetap menerapkannya tanpa berpikir lebih jauh
lagi.
Dari lima cerpen di atas dapat
dilihat bahwa penulis melakukan kritik terhadap pemerintah. Namun menggunakan gaya
bahasa yang menjadikan cerita tersebut dikemas dengan sangat menarik bagi
pembaca. Kritik yang dilakukan juga sesuai dengan fenomena yang belakangan ini
sering terjadi di dalam masyarakat. Banyak sekali para sastrawan yang melakukan
kritik melalui karya sastra. Karena kebebasan berpendapat tak boleh dilarang,
sehingga ada beberapa media yang bisa digunakan sebagai sarana untuk kritik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar