Sabtu, 10 Juli 2021

PUISI "PERINGATAN" DAN "DI BAWAH SELIMUT KEDAMAIAN PALSU" KARYA WIDJI THUKUL

 

PERINGATAN

Karya Wiji Thukul

 

Jika rakyat pergi

 

Ketika penguasa pidato

 

Kita harus hati-hati

 

Barangkali mereka putus asa

 

Kalau rakyat bersembunyi

 

Dan berbisik-bisik

 

Ketika membicarakan masalahnya sendiri

 

Penguasa harus waspada dan belajar mendengar

 

Bila rakyat berani mengeluh

 

Itu artinya sudah gasat

 

Dan bila omongan penguasa

 

Tidak boleh dibantah

 

Kebenaran pasti terancam

 

Apabila usul ditolak tanpa ditimbang

 

Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan

 

Dituduh subversif dan mengganggu keamanan

 

Maka hanya ada satu kata: lawan!

 

Di Bawah Selimut Kedamaian Palsu

Karya Wiji Thukul

 

Apa guna punya ilmu

 

Kalau hanya untuk mengibuli

 

Apa gunanya banyak baca buku

 

Kalau mulut kau bungkam melulu

 

Di mana-mana moncong senjata

 

Berdiri gagah

 

Kongkalikong

 

Dengan kaum cukong

 

Di desa-desa

 

Rakyat dipaksa

 

Menjual tanah

 

Tapi, tapi, tapi, tapi

 

Dengan harga murah

 

Apa guna banyak baca buku

 

Kalau mulut kau bungkam melulu

Setiap penulis tentu mempunyai ciri khas tersendiri saat menciptakan sebuah karya sastra.  Kali ini kita akan mengulas beerapa karya yang diciptakan oleh Widji Thukul yang namanya tentu sudah tidak asing lagi didengar. Selain menjadi penulis, Widji Thukul juga termasuk seorang aktivis organisasi yang sering memimpin demo.

Puisi pertama yang berjudul ‘Peringatan’ merupakan gambaran sikap yang ditujukan  pada pemerintahan orde baru. Penulis menunjukkan rasa kecewa terhadap kebijakan yang dirasa menyusahkan masyarakat. Pejabat pemerintah seolah acuh terhadap nasib rakyat, sehingga pada puisi yang berjudul ‘Peringatan’ tersebut terdapat situasi yang dirasakan rakyat ketika mereka sengsara di negaranya sendiri. Masyarakat kemudian bergerak melakukan aksi demo untuk menolak kebijakan yang membuat mereka sengsara.  

Saat ini demo juga masih sering dilakukan sebagai wujud tidak setujunya masyarakat terhadap keputusan yang diambil pemerintah. Sempat membuat heboh masalah omnibuslaw atau undang-undang cipta kerja. Masyarakat seluruh Indonesia melakukan demo besar-besaran karena merasa undang-undang tersebut hanya merugikan rakyat kecil saja.

Puisi kedua berjudul ‘Di Bawah Selimut Kedamaian Palsu’ juga memiliki makna yang selaras dengan puisi pertama. Widji Thukul menjelaskan bahwa masyarakat mengalami ketidakadilan dari orang-orang pintar. Karena kepintaran tersebut, mereka menjadi serakah untuk menang sendiri, dan melupakan kehidupan rakyat yang ada di desa.

Berdasarkan kedua puisi Widji Thukul yang sudah saya baca, penggunaan diksi yang dipilih tidak memberatkan pembaca untuk mengerti apa yang ingin disampaikan oleh penulis. Penyampaian secara ringan membuat pembaca ikut merasakan konfulasan dua puisi karya Widji Thukul tersebut dapat dinikmati secara ringan oleh pembaca sehingga pembaca juga turut merasakan ketidakadilan yang dialami masyarakat pada masa itu. Selain itu pembaca juga dapat dengan mudah memahami isi yang ingin disampaikan penyair melalui dua puisi tersebut. Urutan peristiwa yang disuguhkan membuat puisi tersebut memiliki nyawanya sendiri.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SAJAK PALSU KARYA AGUS R. SARJONO

     Sebelumnya kita telah mengulas dua puisi Widji Thukul, kali ini kita akan beralih pada karya kini Agus R.Sarjono dengan judul Sajak Pal...